Tips Kehamilan

Ingin Punya Anak Cerdas? Lakukan Ini di Saat Hamil

Banyak ahli percaya dan menemukan fakta bahwa tingkat kecerdasan seorang anak sudah bisa dilatih dan dirangsang semenjak dia masih berada di dalam kandungan, pendapat tersebut diperkuat dengan ditemukannya fakta respon janin terhadap situasi di sekitar, perasaan, dan atau kegiatan yang dilakukan oleh sang ibu.

Merangsang Kecerdasan Janin di Dalam Kandungan

Melalui serangkaian percobaan, para ahli menemukan reaksi yang ditunjukkan dengan perubahan aktifitas maupun intensitas denyut jantung janin ketika dirangsang dengan metode tertentu.

Bukan hanya rangsangan suara ibu dan suara di sekitar ibu, para peneliti juga menemukan fakta bahwa faktor emosi dan tingkat stress seorang ibu yang mengandung juga memiliki pengaruh pada aktifitas dan pertumbuhan daya pikir dan emosional janin.

Anda mungkin sudah pernah mendengar cerita salah satu contoh hasil pendidikan janin yang paling populer, mengenai seorang Iman Syafi'i yang sudah dapat menghafal isi Al-Qur'an pada usia 9 tahun dikarenakan beliau selalu diperdengarkan ayat-ayat Al-Quran semenjak masih berada di dalam kandungan.
Foto USG Janin
Image source : www.yukitabaca.com
Para ahli percaya, bahwa janin sudah bisa belajar atau mempelajari suasana di luar perut ibu semenjak masa kehamilan trimester pertama.

Oleh karena itu, sangat disarankan bagi ibu hamil untuk melakukan pelatihan terhadap kecerdasan janin, yang sebaiknya dimulai dari usia kehamilan 3 bulan.

Caranya sangat beragam dan mudah, mulai dari memperdengarkan musik-musik klasik yang lembut, pengenalan mengenai suara-suara di sekitar ibu, atau ibu dapat mengajak janin berkomunikasi dengan nada suara yang lembut.
Pelajari juga tanda-tanda atau reaksi yang coba ditunjukkan oleh janin, seperti rasa marah atau tidak nyaman.

Hal terpenting selanjutnya untuk mendapatkan anak yang cerdas adalah dengan menghindari stress, dengan cara berlatih mengontrol pikiran dan emosi.

Suara makian, marah, atau umpatan baik yang dilakukan oleh ibu maupun ayah pada ibu dapat mempengaruhi perkembangan kejiwaan janin, hal tersebut sudah dibuktikan dengan penelitian yang menemukan bahwa sebagian besar anak yang semasa berada di dalam kandungan berada pada kondisi keluarga yang sering bertengkar akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri, dan mudah depresi.